Thursday, November 17, 2011

Mampu Mencinta

Yohanes 15:12-17

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seseorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.
AKu tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya.
Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.
Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.
Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."

Cinta itu seperti hantu, kata seorang bijak.
Ia menjadi objek pembicaraan. Tapi sayang, hanya sedikit orang mengalaminya.
Sebagian orang hanya berkutat pada teori. Yang lain hanya sebata meraba-raba.
Bahkan, tak sedikit orang yang tak percaya bahwa cinta itu ada.
Karena itu, perintah Yesus untuk saling mengasihi penting untuk kita renungkan.

Pertama, dipilih untuk dicintai.
Pengalaman dicintai adalah faktor terpening dalam hidup setiap orang.
Tanpa pengalaman ini, ia akan sulit mencintai.
Bagaimana mungkin seseorang bisa mencintai, apabila selama hidupnya tak pernah mengalami dicintai?
Untuk itu, Yesus mengajak para murid-Nya memandang tindakan Allah yang menyelamatkan manusia.

Sejak semula, Allah tak henti-hentinya berusaha membebaskan manusia dari kuasa dosa dan maut. Allah berjanji akan mengubah dosa manusia yang merah seperti kain kesumba menjadi putih seperti bulu domba.
Untuk membuktikan janji-Nya itu, Allah pun menyerahkan nyawa Putra-Nya sendiri sebagai tebusan.

Kedua, dipilih untuk dihargai.
Mengapa tanaman bonsai yang indah itu mahal?
Seorang pemelihara tanaman bonsai mengatakan, "Saya merawatnya mulai dari awal. Setelah jadi indah dan unik, orang berminat untuk membelinya. Dengan menjual tanaman bonsai ini sebenarnya saya menjual kasih sayang saya. Itulah mahalnya tanaman bonsai."
Bonsai memang indah dan mahal harganya, tapi cinta jauh tak ternilai harganya.

Mengapa Yesus mempertaruhkan nyawa-Nya untuk menebus dosa manusia?
Dari seluruh ciptaan yang ada di muka bumi, manusia dipilih Allah sebagai makhluk yang paling sempurna. Dia dicipta segambar dengan Allah.
Bukankah itu tanda betapa berharganya manusia di mata Allah?
Manusia bukan lagi hamba, tapi sahabat Allah.


Ketiga, dipilih untuk diutus.
Untuk apa Allah membela, menghargai dan mencintai manusia mati-matian seperti itu?
Inilah rahasia pilihan Allah.
Manusia dicipta agar satu dengan-Nya dalam cinta.
Namun, kuasa jahat telah menjerumuskan manusia.
Maka, Allah menariknya kembali dengan kekuatan cinta-Nya.

Hari ini kita diingatkan bahwa Allah telah memilih kita sebagai orang yang dicintai-Nya.
Kita dipilih untuk diutus pergi agar semakin banyak orang yang mengalami cinta Allah.

No comments:

Post a Comment