Tuesday, July 31, 2012

Renungan 31 Juli 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Selasa, 31 Juli 2012

Yer 14:17-22
Mzm 34:2-9
Mat 13:36-43


JADILAH SAKSI KRISUS

Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat.
- Mat 13:39


Ignatius de Loyola dilahirkan pada Tahun 1491 di Azpeitia di provinsi Guipuzcoa di wilayah Basque di sebelah Utara Spa-nyol. Ia dikenal sebagai pendiri Serikat Yesus. Kecintaan Ignatius adalah secara aktif terlbiat mengajar katekisme kepada kanak-kanak, mengarahkan orang dewasa dalam latihan rohani, dan bekerja di antara orang miskin di rumah sakit.
(Dikutip dari www.gerejakatolik.net)

Sebelum masa pertobatannya, ia banyak mengalami godaan sebagaimana yang juga kita alami di jaman sekarang ini.
Namun semangat Santo Ignatius yang patut kita teladani adalah berani menyatakan iman kita. Janganlah kita malu untuk bersikap dan menunjukkan iman kita. Contoh yang paling sederhana misalnya saat doa makan. Dengan membuat tanda salib kita memberikan kesaksian iman kita kepada orang lain.

Di mana pun, kapan pun, jadilah saksi Kristus. Gunakan setiap kesempatan untuk mewartakan kasih Tuhan.
Agar semakin banyak orang mengenal Tuhan dan kasihNya. Agar semakin banyak orang semakin dekat padaNya.
Agar semakin banyak orang menjadi saksiNya.

Tetaplah bersemangat dalam menjadi saksi Kristus! (Au)

Beranikah saya bersaksi tentang iman saya?

Renungan 30 Juli 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Senin, 30 Juli 2012


Yer 13:1-11
MT Ul 32:18-21
Mat 13:31-35


MULAI DARI YANG KECIL

Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. - Mat 13:13                              
                                          
Teman baik saya diminta orang tuanya untuk mengundurkan diri dari kantor tempatnya bekerja dan memulai usaha sendiri. Pilih-annya adalah pulang kampung untuk meneruskan usaha orang tuanya, atau diberikan modal untuk memulai usaha baru di Jakarta. Iapun memilih untuk tetap di Jakarta dan memulai usaha.

Awalnya berbagai ide dan pertimbangan muncul dalam pikirannya. Tapi kemudian ide-ide itu bukan membuatnya yakin dan mantap, malah justru menimbulkan banyak kekuatiran dan kebimbangan.
Akhirnya ia memutuskan membuka counter kecil di foodcourt. Ketika ditanya mengapa ia tidak membuka restoran di mal tapi malah memilih usaha kecil, ia pun menjelaskan, “Saya mau mulai dari yang kecil dulu, sekalian belajar. Nanti kalau yang kecil sudah mantap, baru ekspansi ke yang besar.”

Segala hal besar berawal dari sesuatu yang kecil. Yesus berkata bahwa Kerajaan Surga dimulai dari biji sesawi yang kecil.
Biji sesawi yang ukurannya sebesar ketombe itu mampu tumbuh besar dan menjadi pohon yang besar. Yesus memulai kerajaanNya di dunia dengan dua belas murid. Ia memilih kelompok kecil namun Ia memantapkan mereka untuk bertumbuh.

Sebagai muridNya, kita pun perlu memulai dengan hal yang kecil.
Menggulung tikar yang dipakai sehabis pertemuan atau membuang tissue di gereja adalah contoh pelayanan kecil.
Tetapi ini adalah contoh awal kesetiaan kita mengikuti Yesus. Satu hal yang harus diingat adalah visi untuk berkembang.
Kita memang memulai dari hal yang kecil, tetapi visi kita harus bertumbuh dan menjadi besar. (Ch)


Hal kecil apa yang bisa saya lakukan untuk bertumbuh? 

Sunday, July 29, 2012

Renungan 29 Juli 2012

Renungan Harian Katolik
Minggu, 29 Juli 2012

2 raj 4:42-44
Mzm 145:10-11.15-16.17-18
Ef 4:1-6
Yoh 6:1-15

Jawab Filipus kepada- Nya: " Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing- masing mendapat sepotong kecil saja. "  - Yohanes 6:7

Teman-teman yang terkasih, pernah mengalami keraguan seperti yang di alami Filipus? Merasa gak mampu? Merasa gak mungkin?

Tentu saya pun demikian, ada perasaan seperti itu yang sering mengganggu dlm kehidupan saya. Perasaan itu wajar, karena kita manusia biasa. Namun kita memiliki Tuhan yang LUAR BIASA, yang sanggup menjawab semua keraguan dgn sukacita dan damaiNya.

Pernahkah teman-teman merasakan jamahan Tuhan dalam setiap permasalahan dan keraguan kalian? Coba merenung dulu.. Coba ingat-ingat lagi, kejadian-kejadian kecil dimana Tuhan bekerja Luar Biasa.

Saya sering mendapatkan jamahan Tuhan, dalam hal kecil namun efeknya sangat besar. Dulu sewaktu kuliah, saya sering sekali berangkat telat dari rumah, bukan karena saya malas, namun sampe pagi pun tugas saya belum selesai, alhasil saya harus ngebut dan menyelesaikannya dulu sebelum ke kampus. Ini yang menyebabkan saya telat.

Wkt yg hrs ditempuh sekitar 45menit-1 jam tergantung kemacetannya. Setiap sebelum saya pergi, saya selalu berdoa dan meminta supaya tidak telat. Kalo melihat jam secara manusiawi, sangat tidak mungkin, tapi saya terus berharap dan berserah saja. Sepanjang jln saya bernyanyi dan memuji Tuhan, alhasil apa yang saya dapatkan? Telat. Sampai di parkiran kampus saya sdh telat juga. Sempat kecewa, namun saya msh berusaha berdoa dan bersyukur sepanjang saya jln ke kelas saya. Sampai di kelas, saya sungguh kaget, saya tidak telat sama sekali, tugas saya bs di kumpulkan tepat waktu, karena dosennya telat.

Pengalaman ini membuat saya bersyukur dan terus berharap kepadaNya. Banyak kejadian kecil yg kalau kita sadari ternyata banyak campur tangan Tuhan yang membantu kita.

Tuhan, ajarkan kami semakin berserah kepadaMu.amin(yi)

Renungan 28 Juli 2012

Renungan Harian Katolik
Sabtu, 28 Juli 2012

Yer 7: 1 - 11
Mzm 84: 3 - 6, 8, 11
Mat 13: 24 - 30

Injil hari ini berbicara mengenai gandum dan lalang yg tumbuh bersamaan di ladang yg sama.

Melalui perumpamaan ini Tuhan Yesus ingin menunjukkan bahwa memang kita anak2 "gandum" Tuhan diizinkan utk tumbuh bersama dgn anak2 "lalang" dunia.

Saat ini arus dunia sudah begitu kuat utk membawa kita tidak lg mjd "gandum" melainkan mjd "lalang".

Utk tetap bertumbuh mjd "gandum" yg matang kita perlu wadah dan lingkungan yg baik.
Bnyak hal rohani sperti kegiatan gereja dan pelayanan yg akan tetap menjaga kita bertumbuh mjd "gandum" matang.

Namun saat ini bnyak jg tawaran hal2 duniawi yg mengajak kita bertumbuh mjd "lalang" matang.

Gandum dan lalang akan sama2 tumbuh utk dituai. Sudahkah kita memilih utk mjd gandum matang saat dituai?

Tuhan mampukan kami utk dpt tumbuh mjd gandum2 matang yg siap dituai. Amien

Friday, July 27, 2012

Renungan 27 Juli 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Jumat, 27 Juli 2012


Yer 3:14-17
MT Yer 31:10-12ab,13
Mat 13:18-23


BUAH BERKUALITAS

Benih yang ditaburkan ditanah yang berbatu-batu ialah orang yang
mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja.
- Mat 13:20-21                    

Saya dilahirkan dalam keluarga petani.
Ketika ayah masih hidup, beliau bercocok tanam dengan giat. Satu kali ayah menanam padi dari benih dengan kualitas terbaik. Namun ada satu hal penting yang tidak dilakukan ayah untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan panen yang banyak. Ayah tidak memberikan pupuk sesuai yang dibutuhkan karena faktor ekonomi.
Akibatnya tanah menjadi tidak subur.
Ketika saatnya panen tiba, hasil yang didapat sedikit dan kualitas padinya pun tidak bagus. Ketika dijual harganya sangat murah dan banyak buah padi yang tidak ada isinya, yang akhirnya menjadi sampah dan dibakar.

Hati kita ibarat tanah. Ketika benih yang adalah firman Tuhan ditaburkan, jika kita tidak dengan serius menanggapi dan memeliharanya, maka hati kitapun akan menjadi tandus. Hidup kita tidak menjadi berkat bagi orang lain, dan ketika tiba saatnya kita harus
mempertanggungjawabkan hidup kita kepada Tuhan, kita tidak dapat membawa buah yang baik kepada Tuhan.

Marilah kita menaati firman Tuhan agar kita dapat berbuah dan berkualitas baik, dan kita dapat sungguh-sungguh menyenangkan hati Tuhan lewat buah yang berkualitas dari hidup kita. (In)


Buah berkualitas seperti apa yang ingin saya persembahkan kepada Tuhan?

Renungan 26 Juli 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Kamis, 26 Juli 2012

Sir 44:1,10-15
Mzm 132:11,13-14,17-18
Mat 13:16-17


PERCAYA

Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya. - Mat 13:17

Seorang tahanan yang akan dihukum mati karena kesalahannya. Dalam masa penantiannya, ia menulis surat kepada rajanya yang terkenal bijaksana untuk membebaskannya dari hukuman mati.
Hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun pun mulai berganti. Tiba-lah saatnya hukuman harus dilaksanakan.

Dalam keadaan putus asa karena merasa penantiannya sia-sia, datanglah surat raja yang memberi keadilan kepadanya. Bisa dibayangkan bagaimana reaksi tahanan ini?

Cerita di atas sama dengan penantian para nabi yang hidup sebelum Yesus lahir.
Mereka mendapat wahyu Allah akan kedatangan Immanuel, tapi tidak tahu kapan saatnya. Mereka hanya bisa menanti dengan penuh harapan. Yang perlu digarisbawahi dalam sikap mereka adalah percaya akan janji yang sedang digenapi.

Simeon dan Hana bersukaria karena telah melihat datangnya Mesias yang akan membebaskan bangsa Israel dari penindasan. Tapi nyatanya, bukan hanya bangsa Israel, melainkan seluruh dunia ditebus olehNya. Ketika semua ini terjadi, bagaimana reaksi kita? Sadarkah kita bahwa dengan percaya, kita boleh memperoleh keselamatan dari hukuman mati yang seharusnya kita terima (Yohanes 3:18). Kita tidak lagi membutuhkan pewahyuan karena semua itu sudah terjadi 2000 tahun yang lalu.

Sama seperti seorang tahanan yang menantikan datangnya surat dari raja, demikianlah kita. Kita sudah mendapatkan surat tersebut, lalu apakah kita tetap memilih berada di dalam hukuman? Ataukah kita menggunakan kesempatan yang diberikan untuk hidup dengan lebih baik? (An)


Apakah saya percaya kedatangan Yesus membuat saya memperoleh hidup?

Wednesday, July 25, 2012

Renungan 25 Juli 2012

25 Juli 2012
•✽• Renungan hari ini •✽•

Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda, tetapi kita bermegah dalam nama Tuhan, Allah kita. Mereka rebah dan jatuh, tetapi kita bangun berdiri dan tetap tegak.

·•♚ Mazmur 20:8-9 ♚•·

Banyak orang yang menaruh kepercayaan dirinya dari relasi yang ia miliki, seberapa penting jabatan yang ia pegang, prestasi yang dicapai, atau kepandaian dan pengalamannya. Tetapi bagaimana jika kita tidak memiliki semua itu? Masih mampukah kita meraih cita-cita dan harapan kita? Banyak orang rata-rata yang merasa putus asa dengan masa depannya karena mereka merasa tidak memiliki apa yang diperlukan. Mereka jatuh dalam menyalahkan orang lain dan mengasihani diri sendiri.

Tuhan tidak ingin kita menjadi orang yang seperti itu, yang mengandalkan 'kereta' dan 'kuda.' Tuhan ingin kita mengandalkan-Nya. Menaruh kepercayaan diri kita di dalam nama-Nya. Percaya, jika hanya Tuhan yang kita miliki, kita memiliki semua yang kita perlukan. Tuhan tidak membutuhkan koneksi agar Anda mendapatkan pekerjaan yang Anda inginkan. IA lah yang mendatangkan koneksi bagi Anda. Tuhan tidak membutuhkan seberapa banyak prestasimu tetapi IA lah yang menaruh potensi, kemampuan dan ketertarikan yang kamu perlukan. IA tidak terbatas oleh waktu, uang, bahkan tingkat pendidikan Anda. IA adalah Allah yang serba bisa dan mengatasi segala sesuatu.

Yang disenangi Allah adalah ketika kita mengandalkan DIA dalam setiap usaha kita. Kita tetap lakukan yang terbaik, tetapi kita menaruh kepercayaan diri pada Allah. Berhenti membatasi Allah dengan pola pikir kita yang terbatas. Biarkan orang lain berbangga dengan apa yang ia miliki. Tetapi kita berbangga karena kita memiliki Tuhan.

•✽• Selamat pagi. When GOD is all you have, you have all you need. Ketika hanya Tuhan yang kau miliki, kau memiliki segala yang kau butuhkan. Kasih Kristus bersamamu. •✽•

Tuesday, July 24, 2012

Renungan 24 Juli 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Selasa, 24 Juli 2012
 

Mi 7:14-15,18-20
Mzm 84:2-8
Mat 12:46-50 


KITA ADALAH KELUARGA 

Sebab siapapun yang melakukan kehendak BapaKu di sorga, dialah saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibuKu. - Mat 12:50
 

Jika kita membaca perikop Injil hari ini, seringkali kita merasa aneh dengan tanggapan Yesus. Sekilas, tampak Yesus seolah mengabaikan Maria. Di sisi lain, Yesus justru menempatkan Maria di tempat istimewa dalam hatiNya.
Maria telah menjadi teladan dengan taat kepada kehendak Bapa. Ia adalah pengikut pertama Yesus, yang pertama dari umat Kristiani karena ia tidak hanya berjalan bersama dan mengikuti puteranya. Ia mengandungNya dalam rahimnya. Ia setia hingga akhir.

Yesus mengundang kita untuk menjadi anggota keluargaNya. Kita dapat menjadi ibu bagiNya, seperti Maria. Kita dapat menjadi saudaraNya – asalkan kita mengosongkan diri kita dari segala keterikatan dan keegoisan kita, asalkan kita siap untuk menaati kehendak Tuhan, seberapapun sulitnya.

Tapi seperti Maria, jika kita dapat memikul salib dengan setia, jika kita dapat mengikuti Dia, jika kita dapat terus mendengarkanNya dan membuatNya bertahta dalam hati kita serta menjadikanNya sebagai prioritas utama dalam hidup kita dan dalam segala apapun yang kita lakukan, kita adalah milik Yesus – dengan Maria sebagai ibu dan teladan kita. Kita adalah keluarga!
(Sumber: Sabbtah 2012 – Fr. Erick Y. Santos, SFO) 


Apa yang saya lakukan ketika saya menemui kesulitan dalam menaati kehendak Tuhan?

Monday, July 23, 2012

Renungan 23 Juli 2012

23 Juli 2012
•✽• Renungan hari ini •✽•

Our lives are in His hands, and he keeps our feet from stumbling. (NLT)

Hidup kami di dalam tangan-Nya dan Ia tidak membiarkan kaki kami goyah.

·•♚ Mazmur 66:9 ♚•·

Firman Tuhan mengatakan bahwa hidup kita ada di dalam tangan Tuhan. Tuhan lah yang memelihara kehidupan kita. Oleh karena itu, bukan apa yang orang lain katakan kepada kita yang menentukan hidup kita. Tetapi apa yang Tuhan katakan mengenai kita, mengenai situasi kita, mengenai rencana kita dan masa depan kita, yang menentukan hidup kita.

Banyak orang hidup dalam harapan atau prediksi orang lain. Mereka mengandalkan orang-orang yang disebut 'guru kehidupan,' 'pembaca kartu,' ramalan bintang, atau 'orang pintar.' Puji Tuhan karena saat ini kita tidak lagi seperti itu. Kita tahu bahwa hidup kita hanya ditentukan oleh perkataan Tuhan, yaitu Firman Tuhan.

Firman Tuhan bukan sekedar kata-kata kosong. Firman Tuhan memiliki daya cipta, kuasa, dan mengandung kehidupan. Pada kitab Kejadian, Firman Tuhan lah yang menciptakan bumi dan segala kehidupan di dalamnya. Firman Tuhan yang sama, mampu menciptakan hidup Anda, membebaskan Anda dan menjadikan Anda ciptaan baru di dalam Tuhan.

Semoga semakin hari Firman Tuhan semakin menjadi bagian dari diri kita, identitas kita, dan gaya hidup kita, di dalam nama Yesus. Amin.

•✽• Selamat pagi. Hidup kita ditentukan oleh Firman Tuhan, bukan kata orang. Kristus tinggal bersamamu.  •✽•

Sunday, July 22, 2012

Renungan 22 Juli 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Minggu, 22 Juli 2012
 

Yer 23:1-6
Mzm 23:1-6
Ef 2:13-18
Mrk 6:30-34


BELAS KASIHAN ALLAH

Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka... - Mrk 6:34
 
Setiap pelayanan Yesus selalu diawali oleh belas kasihan. Sekalipun dalam keadaan letih, namun karena belas kasihan Ia tetap melayani setiap orang yang datang kepadaNya. Karena itu sebagai pengikutNya, ketika kita bertemu dengan orang lain, khususnya mereka yang membutuhkan bantuan, kita harus melakukan apa yang kita bisa untuk memberkati orang tersebut. Dan kita bisa melakukan hal itu juga karena belas kasih Tuhan yang bekerja dalam diri kita terhadap orang tersebut.

Suatu kali ketika akan pulang sehabis misa Jumat pertama, hujan turun cukup deras. Ketika menunggu angkot, saya melihat seorang remaja yang juga sedang menunggu dan tidak membawa payung. Secara reflek, saya pun mendekatinya dan memberinya tumpangan payung. Saya percaya tindakan saya itu karena belas kasihan Tuhan yang bekerja di dalam hati saya.

Belas kasihan Tuhan adalah perasaan Tuhan yang ditaruh dalam hati kita, sehingga kita bisa merasakan apa yang Tuhan rasakan. Belas kasihan Tuhan membuat hati dan mulut kita rindu untuk selalu memberkati orang lain. Yesus berkarya karena tergerak oleh belas kasihanNya, dan bukan semata-mata karena kebutuhan kita. (In) 

Apakah saya langsung merespon ketika dalam hati saya muncul perasaan belas kasihan terhadap orang lain?

Saturday, July 21, 2012

Renungan 21 Juli 2012

21 Juli 2012
•✽• Renungan hari ini •✽•

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang sebab Aku ini Allahmu. Aku akan meneguhkan, bahkan menolong engkau. Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.

·•♚ Yesaya 41:10 ♚•·

Seringkali kita merasa kawatir dan takut. Hal besar maupun hal kecil. Tentang kemarin, hari ini, atau besok. Betapa tidak nyamannya hidup dalam ketakutan. Di dalam Alkitab, Allah berfirman "Jangan takut!" Hingga 365 hari. Ada cukup "jangan takut!" Untuk setiap hari dan untuk setiap situasi.

Allah tidak menginginkan kita hidup dalam ketakutan. Hanya takut yang kudus (holy fear) kepada Allah yang perlu kita lakukan. Selain itu tidak ada. Tuhan tidak ingin kita takut kepada orang, situasi, penyakit, cuaca, kondisi ekonomi, saham, hutang, studi, atasan, masa depan, pasangan hidup, atau apapun itu.

Ketika Anda menyerahkan hidup Anda kepada Tuhan, percayalah IA mengendalikan seluruh hidupmu. Tidak ada satu hal pun yang dibiarkan terjadi pada Anda tanpa persetujuan-Nya. Situasi sulit Anda, yang terlihat tanpa jalan keluar pun dalam kondisi aman terkendali dalam tanganNya. Ekonomi di surga stabil dalam kelimpahan. Anda tidak akan kekurangan apapun, bahkan Tuhan sanggup memberkati Anda melebihi penghasilan Anda dalam sebulan. Jikalau Anda saat ini pun harus mengalami pergumulan berkepanjangan, Tuhan sudah memastikan Anda memiliki kekuatan yang cukup, bukan hanya untuk melalui dengan selamat tetapi untuk menang dengan gemilang.
Jika Tuhan dipihak kita, siapa yang berani melawan?

•✽• Selamat pagi. "Jangan takut sebab Aku menyertaimu." Kristus bersamamu. •✽•

Renungan 20 Juli 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Jumat, 20 Juli 2012
 

Yes 38:1-6,21-22,7-8
MT Yes 38:10-12,16
Mat 12:1-8
 

KASIH VS KEWAJIBAN 

Pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan
dan bukan persembahan. - Mat 12:7
 

Coba renungkan beberapa pertanyaan ini... Pernahkah Anda mengalami ketika sedang sibuk mem-persiapkan sebuah pelayanan besar, tiba-tiba datang sese-orang yang sangat membutuhkan bantuan tapi Anda tolak karena takut persiapan Anda terganggu? Pernahkah Anda sedang dalam pelayanan dan seseorang datang minta tolong lalu Anda membentaknya? Atau mungkin saat ini Anda seorang yang aktif dalam suatu kepengurusan gereja, tapi pikiran dan mulut Anda begitu cepat menghakimi, menyindir, dan menertawakan mereka yang tidak sependapat dengan pemikiran Anda? Atau mungkin Anda sedang mengikuti sebuah novena tapi hujatan dan makian keluar begitu saja dari mulut Anda ketika jalanan macet dan tiba-tiba sebuah mobil dengan santainya menyalip kendaraan Anda?

Inilah yang Yesus maksudkan dengan “yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan”. Ia tidak menghendaki kesempurnaan dalam pelayanan kita, atau lamanya kita berdoa, atau tingginya kedudukan kita dalam suatu kepengurusan. Yang Ia kehendaki adalah kemauan kita untuk menolong orang yang membutuhkan, kerelaan kita untuk mengorbankan kepentingan kita untuk orang lain dan kerinduan hati kita untuk memiliki hati yang seperti hati Yesus.

Yang Yesus kehendaki adalah tindakan KASIH dan bukan hanya sebuah persembahan biasa. (Al) 


Apakah saya memilih untuk mengasihi
lebih dari melakukan kewajiban biasa saya?

Renungan 19 Juli 2012

19 Juli 2012
•✽• Renungan hari ini •✽•

Firman-Nya, "Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru..."

·•♚ Yesaya 43:18-19 ♚•·

Banyak orang tenggelam dalam kejayaan maupun kesalahan di masa lalu. Mereka hidup dalam kenangan masa lalu, yang baik maupun buruk. Tetapi bukan itu yang diinginkan Allah. Melalui ayat ini Allah berfirman pada kita agar kita tidak hidup di masa lalu. Masa lalu telah terjadi dan tidak bisa diulang. Tetapi Tuhan masih menyediakan hal-hal baru bagi Anda. Hari-hari terbaik Anda masih akan datang.

Allah adalah Allah yang 'moving forward,' terus maju. Dia tidak ingin Anda tinggal dalam penyesalan masa lalu. Dia ingin Anda bersemangat setiap hari karena mengetahui Allah masih dapat memberikan Anda masa depan yang lebih baik. Dan apa yang terjadi di masa lalu Anda, di dalam Tuhan, tidak akan turut menentukan masa depan Anda.
Tuhan sangat penuh daya cipta. IA bisa membantu Anda menyelesaikan pergumulan Anda dengan cara-cara yang unik dan istimewa. Dan dengan demikian membawa Anda masuk ke masa depan yang penuh harapan.

Anda masih belum melihat hal-hal baru dan besar yang Tuhan sediakan bagi Anda. Anda masih belum melihat bagaimana Tuhan memenuhi janjiNya kepada Anda. Anda masih belum melihat bagaimana Tuhan membebaskan Anda dari pergumulan Anda dengan cara-caraNya yang ajaib.

Mari hidup dengan pengharapan dan antusiasme setiap hari. Mari selalu memandang masa depan dan mengharapkan kebaikan Tuhan terjadi dalam hidup kita.

•✽• Selamat pagi. Your best days are coming. Hari-hari terbaikmu masih akan datang. Kasih Kristus bersamamu.  •✽•

Thursday, July 19, 2012

Renungan 18 Juli 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Rabu, 18 Juli 2012


Yes 10:5-7,13-16
Mzm 94:5-10,14-15
Mat 11:25-27


LIFE IS BEATIFUL

..Aku bersyukur kepadaMu Bapa, Tuhan langit dan bumi.. - Mat 11:25


Seorang teman bercerita kalau ia sedang mengalami putus cinta. Ia sampai berhenti bekerja karena tidak bisa konsentrasi sama sekali. Kelihatan sekali kalau ia begitu putus asa.

Saya jadi teringat seorang teman lain yang mengirim pesan singkat berbunyi: Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa langit selalu biru, bunga selalu mekar, dan mentari selalu bersinar. Tapi ketahuilah bahwa Dia selalu memberi pelangi di setiap badai, senyum di setiap air mata, berkah di setiap cobaan, dan jawaban di setiap doa.

Hidup bukanlah suatu tujuan,melainkan perjalanan, maka nikmatilah.
Hidup adalah tantangan, hadapilah. Hidup adalah anugerah, terimalah.
Hidup adalah pertandingan, menangkanlah.
Hidup adalah tugas, selesaikanlah.
Hidup adalah cita-cita, capailah.
Hidup adalah misteri, singkapkanlah.
Hidup adalah kesempatan, ambillah.
Hidup adalah lagu, nyanyikanlah.
Hidup adalah janji, penuhilah.
Hidup adalah kein-dahan, bersyukurlah.
Hidup adalah teka-teki, pecahkanlah.
Jangan pernah menyerah, teruslah berjuang. Life is so beautiful.

Teman, melalui renungan singkat di atas, kita diajak untuk bisa bersyukur dalam keadaan apapun juga. Ya, karena hidup kita adalah anugerah terindah dari Tuhan.
Mulai saat ini, marilah belajar bersyukur, apapun yang terjadi. Dan tetaplah jalani hidup ini, untuk melakukan yang terbaik buat Tuhan dan sesama. (Art)


Apakah saya sudah bersyukur buat hari ini?

Tuesday, July 17, 2012

Renungan 17 Juli 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Selasa, 17 Juli 2012
 

Yes 7:1-9
Mzm 48:2-8
Mat 11:20-24 


BUKTI DIDEPAN MATA 

Karena jika di Sodom terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. - Mat 11:23
 

Wajar jika seseorang tidak percaya akan sesuatu sebelum melihatnya dengan mata kepada sendiri. Rasul Thomas pun pernah mengalaminya. Tapi yang lebih buruk dari itu bila seseorang tetap tidak mau percaya, bahkan setelah melihat bukti di depan matanya sendiri.
Itu menyedihkan.

Yesus banyak melakukan mukjizat di Kapernaum. Namun sekalipun demikian, mereka tetap tidak mau bertobat dan kembali kepada Allah. Padahal bila mukjizat Yesus terjadi di Sodom, sudah pasti kota itu tidak akan dimusnahkan oleh Allah.

Banyak orang berpendapat, bila Tuhan itu ada, mengapa masih tetap ada begitu banyak ketidakadilan di dunia?  Padahal kebenarannya adalah Tuhan selalu ada di tengah ketidakadilan itu lewat orang-orang yang tak henti-hentinya berjuang untuk membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik. Sayangnya, kebanyakan orang terlalu cuek untuk mau memperhatikan para pahlawan yang bekerja di balik layar ini dan lebih memilih untuk bersikap skeptis.

Mukjizat itu masih terjadi, bahkan di depan mata kita sendiri. Tapi apakah kita memilih untuk percaya bahwa harapan itu masih ada atau kita tetap berdiam diri dan menangisi dunia yang tidak adil, semua kembali kepada keputusan kita masing-masing. Yang pasti, semoga kita tidak menjadi orang me-nyedihkan yang tetap bersikukuh untuk tidak percaya sekalipun sudah melihat dengan mata kepada sendiri betapa baiknya Tuhan itu.
(Hd) 


Pernahkah saya melihat bukti bahwa Tuhan mengasihi saya?

Monday, July 16, 2012

Renungan 16 July 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Senin, 16 Juli 2012 

Yes 1:11-17
Mzm 50:8-9,16-17,21,23
Mat 10:34-11:1 


SALIB 

Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
- Mat 10:38

Suatu hari seorang teman curhat tentang kelemahan kekurangan pasangannya. Ia mengungkapkan bahwa mungkin ini adalah salib yang harus ia pikul. Di lain kesempatan, seorang pastor cerita tentang pergumulannya menjadi penengah dalam keributan rumah tangga, “Dulu waktu masih pacaran nempel seperti perangko, sekarang giliran ada masalah dibilang ‘salib’.”

Perlu kita ketahui, hukuman salib pada jaman Yesus merupakan hukuman yang paling keji selain dirajam. Hukuman salib hanya dikenakan pada penjahat kelas berat. Salib adalah tanda kehinaan. Lalu, apakah benar kalau penderitaan yang kita alami adalah salib yang Yesus maksudkan ketika Ia mengatakan bahwa kita harus memikul salib?

Menurut saya, salib yang Yesus maksudkan lebih kepada penghinaan dan penolakan. Kalau kita melihat ayat sebelumnya, isinya tentang penolakan anggota keluarga karena mengikut Yesus.
Coba bayangkan, kita bekerja di sebuah instansi yang penuh dengan tin-dakan korupsi dan hanya kita yang menyuarakan untuk memberantas korupsi. Bagaimana rasanya Anda menghadapi situasi itu?

Mengikuti dan melaksanakan perintah Tuhan mungkin akan berdampak banyak bagi hidup kita. Mulai dari sikap sinis hingga sikap mengucilkan dan memandang rendah. Tapi itulah salib yang harus kita pikul. Salib yang menjadi tanda kehinaan kita karena harus tetap setia ketika orang lain tidak setia. Salib tanda kerendahan hati karena kejujuran kita sementara yang lain bisa hidup makmur karena korupsi.

Tetapi ingatlah, perhentian kita yang terakhir ada di Surga bersama Tuhan.
Jadi tetaplah setia di dalam menjalani panggilan iman kita. (An) 


Apakah yang menjadi ‘salib’ saya?

Sunday, July 15, 2012

Renungan 15 Juli 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Minggu, 15 Juli 2012
 

Am 7:12-15
Mzm 85:9-14 
Ef 1:3-14
Mrk 6:7-13


PROAKTIF DARIPADA PASIF
 
Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu…keluarlah dari situ…  –  Mrk 6:11 

Sekali waktu saya bercerita kepada seorang pastor tentang pengalaman saya dengan seorang teman. Teman ini pernah berbuat salah dan kemudian enggan bergaul dengan saya. Saya bersikap biasa terhadapnya, namun tidak demikian halnya dengan sikapnya. Ia memperlakukan saya seolah orang yang tidak dikenal. Saya pun menjadi kecewa.

Selain memberikan dorongan untuk berdoa bagi diri sendiri dan orang tersebut, pastor menasehati saya untuk tidak membuat diri sendiri kecewa dan tersakiti terus-menerus. Mengasihi sesama adalah kewajiban kita sebagai orang Kristiani, namun itu bukan berarti menjadi pasif dan rela disakiti terus.
Kita tidak akan bisa bertumbuh dan menjadi kudus bila kita hanya bersikap pasif.

Sama halnya dengan sikap yang disebut ”terlalu rohani” dimana kita hanya berdoa tapi tidak melakukan apapun selain berdoa. Contohnya, kita berdoa agar tidak terlambat tiba di kantor, tapi kita tidak berusaha untuk berangkat lebih awal. Hal ini membuat kita tidak bertumbuh dalam iman dan karakter.

Marilah kita belajar bersikap proaktif dengan berpikir bagaimana caranya agar kita dapat mengasihi diri sendiri dan sesama, serta bertumbuh menuju kekudusan. Jangan sampai kepasifan diri kita justru menjatuhkan kita. (Alw) 


Apakah saya lebih memilih berdiam diri saja ketika sesuatu yang buruk terjadi kepada saya?

Saturday, July 14, 2012

Renungan 14 Juli 2012

14 Juli 2012
•✽• Renungan hari ini •✽•

Engkau telah mengikat pinggangku dengan keperkasaan untuk berperang. Engkau tundukkan ke bawah kuasaku orang yang bangkit melawan aku.

·•♚ Mazmur 18:40 ♚•·

Tuhan memperlengkapi kita untuk setiap pertempuran yang kita perlu hadapi. Setiap pergumulan kita, Tuhan telah memberikan kita bukan hanya kekuatan, tetapi juga keperkasaan untuk dapat menghadapinya. Kita mengetahui bahwa setiap pergumulan yang kita hadapi bukanlah pertempuran kita semata. Ketika kita dalam Tuhan dan Tuhan dalam kita, kita dapat tenang dalam segala situasi karena kita mengetahui bahwa Tuhan lah yang berperang bagi kita (Kel 14:14).

Oleh karena itu, kita harus berani menghadapi setiap pergumulan sebab Tuhan lah yang akan menundukkan segala lawan kita ke bawah kuasa kita. Segala situasi sulit Anda berada di bawah kaki Anda. Artinya, apapun persoalan yang Anda hadapi, tidaklah sepadan dengan kekuatan yang Tuhan berikan pada Anda. Anda telah diperlengkapi, diurapi, dan sangat mampu melakukan apapun yang Tuhan ingin Anda lakukan dalam situasi Anda. Menjadi lebih dari pemenang berarti Anda menyadari bahwa pada akhirnya Anda akan melewati semua ini dan meraih kemenangan Anda bahkan ketika persoalan baru saja dimulai.

Mulai hari ini, janganlah gentar pada persoalan Anda. Musuh Anda, yaitu Iblis, sangat senang ketika Anda khawatir, panik, dan takut. Sebaliknya, buatlah gentar musuh Anda dengan iman Anda dalam Yesus Kristus.

•✽• Selamat pagi. Your difficulties is no match your strength. Kesulitanmu tak lebih besar dari kekuatanmu. Berkat dan damai Kristus besertamu. •✽•

Renungan 13 Juli 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Jumat, 13 Juli 2012
 

Hos 14:2-10
Mzm 51:3-4,8-9,12-14,17
Mat 10:16-23 


JUST BE PREPARED

..janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. - Mat 10:19
 

Setiap diminta membawakan firman ataupun mengajar, saya selalu berusaha mempersiapkan materinya dengan detil.
Karena saya bukan tipe yang bisa bicara panjang lebar tanpa persiapan. Itupun masih ditambah dengan latihan agar saya tak selalu melihat pada kertas contekan tersebut. 

Namun dari pengalaman saya, seringkali pada akhirnya apa yang saya sampaikan tidak sama persis dengan apa yang saya siapkan sebelumnya. Terkadang muncul ide baru seiring saya berbicara. Sering pula saya menemukan contoh-contoh yang lebih pas daripada apa yang sudah saya pikirkan.

Saya sering merasa kuatir kalau bahan yang saya siapkan terlalu singkat atau malah terlalu panjang untuk waktu yang disediakan.  Sekalipun saya merasa cukup menguasai bahan yang akan saya berikan, tapi saya tetap selalu merasa tidak percaya diri.  Tapi justru di balik semua pergumulan itu, saya bisa melihat bahwa setiap kali saya membawakan firman atau mengajar, Tuhan sendirilah yang berkarya.  Saya hanya me-nyediakan diri saya sebagai alat dan saranaNya.  Saya percaya, itulah persiapan yang paling penting untuk saya lakukan karena Tuhan sendiri yang akan mengambil alih dan bekerja pada waktunya.  (Jc)  


Apakah saya merasa kuatir bagaimana memberi kesaksian tentang Tuhan?

Thursday, July 12, 2012

Renungan 12 Juli 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Kamis, 12 Juli 2012

Hos 11:1,3-4,8c-9
Mzm 80:2-3,15-16
Mat 10:7-15 


WARTAKAN FIRMAN

Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. - Mat 10: 7


Saya pernah punya pengalaman dengan seorang agen asuransi. Dia menawarkan produknya dan mengajarkan saya menjadikan asuransi ini sebagai sumber penghasilan. Saya cukup mengenal orang ini dan salut mendengar perjuangannya menjadi agen asuransi. Posisinya sudah lumayan tinggi yang dicapainya dalam waktu terbilang singkat.

Setelah bicara panjang lebar, dia menawarkan saya untuk mencoba bisnis ini. Dia mengajak saya untuk hadir dalam pertemuan rutin mereka untuk bisa belajar dan tahu tentang produk asuransi ini secara lebih detil.

Saya coba merenungkan hal ini.
Seandainya semua orang mensharingkan firman Tuhan dengan begitu bersemangat dan mengajak orang-orang ke dalam pertemuan sel, pasti firman Tuhan akan cepat tersebar luas dan semakin banyak orang yang akan dimenangkan. Namun dalam kenyataannya sedikit sekali orang yang melakukan hal ini. Saya termasuk salah satunya. Sulit bagi saya untuk bisa mensharingkan kebaikan Tuhan dalam hidup saya. Sepertinya, lebih gampang untuk bercerita tentang gosip daripada firman Tuhan.

Ayat hari ini mengingatkan kita kembali untuk mewartakan firman Tuhan. Mari kita sama-sama belajar untuk mewartakan firman Tuhan dalam hidup kita. (Dn)       


Apakah saya sudah mewartakan firman Tuhan dalam hidup saya?

Wednesday, July 11, 2012

Renungan 11 Juli 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Rabu, 11 Juli 2012
 

Hos 10:1-3,7-8,12
Mzm 105:2-7
Mat 10:1-7 

JALAN

Pergilah dan beritakanlah.  -  Mat 10:7 


Masih jelas dalam ingatan saya, suatu hari di sebuah mal, seseorang menghampiri saya mencoba membahas sebuah ayat dan topik dalam Alkitab serta ujung-ujungnya mengajak (tepatnya, memaksa) saya hadir dalam sebuah kebaktian di gerejanya. Hal ini membuat saya sangat merasa tidak nyaman dan akhirnya menolak ajakannya. Namun di sisi lain saya mengakui kegigihannya untuk bersaksi (walaupun saya menyangsikan apakah ia melakukannya untuk Tuhan atau untuk gerejanya).

Belum lama ini saya melintasi sebuah lahan perumahan yang baru akan dibangun. Yang menarik, tidak ada yang mereka buat terlebih dulu selain jalan masuk ke dalam lahan tersebut.
Jalan ini mereka buat dengan sangat baik dan kuat sehingga mempermudah akses masuknya truk-truk pengangkut material agar pembangunan bisa berjalan lancar.
Melihat hal ini membuat perasaan-perasaan yang sangat saya kenal ketika Tuhan mulai berbicara muncul secara kuat. Tuhan berkata, seumpama membangun sebuah real estate, kamu harus lebih dulu membangun relasi dengan orang lain sebelum membangun iman dan keyakinan di dalam hidup orang tersebut. Dan hal ini lebih mudah dilakukan kepada orang-orang yang dekat dengan kita seperti keluarga, teman dekat, teman kantor.
Karena jalan itu sudah kita buat dan rintis terlebih dulu, dan kita tinggal membangun di dalamnya. (Al) 


Apakah saya sudah membangun “jalan” untuk dapat membagi kesaksian iman kepada orang lain?

Renungan 10 Juli 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Selasa, 10 Juli 2012
 

Hos 8:4-7,11-13
Mzm 115:3-10
Mat 9:32-38 

‘BULU’ PANGGILAN 

Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. - Mat 9:37

Ketika membuat renungan hari ini, saya teringat akan satu cerita. Alkisah seorang raja dan puteranya yang sangat dicintai rakyatnya karena mereka begitu bijak dan sangat perhatian kepada seluruh rakyat. Suatu ketika pangeran sakit karena mengalami gagal ginjal. Jika tidak ada yang menjadi donor, maka pangeran akan meninggal. Sayangnya raja sudah terlalu tua dan tidak mungkin mendonorkan organnya.

Akhirnya seluruh rakyat dikumpulkan di depan istana. Semua sedih dan menangis mendengar kabar ini. Dari atas teras istana raja berkata, “Anakku membutuhkan donor ginjal.
Aku tahu kalian mencintainya sama seperti aku menyayanginya. Karena itu aku membutuhkan bantuan kalian.
Aku akan melepas sehelai bulu ini dan angin akan menerbangkannya hingga mengenai seorang di antara kalian, dan orang itulah yang akan menjadi donor bagi anakku.” Seluruh rakyat pun menyambut dengan seruan, “Saya mau, saya mau...” Tapi tatkala bulu itu hampir jatuh di atas seseorang, orang itu pun meniupnya hingga menjauh kembali.
Demikian yang terjadi terus-menerus.
Hingga akhirnya bulu itu tak mengenai seorangpun.

Teman, seringkali kita berkata bahwa kita mencintai Tuhan, sama seperti rakyat mencintai raja dan pangeran. Tetapi ketika Tuhan membutuhkan kita, reaksi kita adalah menolak dan mengopernya kepada orang lain.  “Duh, jangan saya deh. Dia saja, dia lebih pengalaman dan lebih baik dari saya.”


Berbagai alasan keluar dari mulut kita untuk menolak panggilan tersebut.
Itukah cinta? Apakah dengan cara itu kita menunjukkan rasa cinta kita kepada Tuhan? (Ch) 


Apakah panggilan Tuhan bagi saya?
Bagaimana respon saya?

Renungan 09 Juli 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Senin, 09 Juli 2012
 

Hos 2:13-15,18-19
Mzm 145:2-9
Mat 9:18-26 

BAGI TUHAN, BISA! 

Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur. Tetapi mereka menertawakan Dia. - Mat 9:24

Ketika memutuskan untuk berhenti bekerja dan ingin melayani Tuhan sepenuh waktu di dalam komunitas, saya berpikir bahwa itu juga berarti bahwa saya harus rela melepaskan mimpi-mimpi saya yang rasanya tidak mungkin bisa tercapai.

Saya harus menyiapkan hati untuk menghadapi kenyataan bahwa saya tidak bisa berlibur ke luar negeri di akhir tahun saat menerima bonus, saya mungkin tidak akan pernah bisa punya rumah idaman yang dapat dicicil dari sebagian gaji saya, dan saya tidak bisa mengadakan pesta pernikahan yang layak untuk mengundang keluarga dan teman-teman.

Bukan saya tidak pernah mengingat mimpi-mimpi itu lagi, tapi saya selalu menepis dan seolah menertawakan diri sendiri bahwa semua itu tidak mungkin terjadi mengingat saya tidak lagi berpenghasilan seperti ketika saya bekerja sekuler.

Nyatanya, pernikahan saya berlangsung meriah melebih apa yang saya bayangkan. Sekalipun baru terjadi setelah sepuluh tahun usia pernikahan kami, toh akhirnya saya bisa memiliki rumah idaman saya. Meskipun tidak ke luar negeri, tapi saya bisa menghabiskan liburan bersama dengan keluarga dan sa-ngat menikmati kebersamaan kami. 

Teman, jika Anda punya mimpi yang sudah terkubur dan se-olah mati, percayalah bahwa di dalam Tuhan selalu ada pengharapan.
Dan pengharapan di dalam Dia, tidak pernah berkesudahan. (Jc) 

Tidak ada kesudahan di dalam Tuhan,
kecuali Tuhan mengatakan ‘sudah selesai’

Sunday, July 8, 2012

Renungan 08 Juli 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Minggu, 08 Juli 2012
 

Yeh 2:2-5
Mzm 123:1-4
2Kor 12:7-10
Mrk 6:1-6
  

PAPA, HELP! 

Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna. Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. - 2Kor 12:9
 

Dibanding anak perempuan seumurnya, keberanian Viola dalam memanjat, berayun dan berguling lebih besar. Ia senang mencoba hal yang memacu adrenalin. Semakin sulit tantangannya, semakin ia ingin mencoba dan menikmati kesulitannya. Ia akan menolak semua tawaran bantuan.

Akan tetapi ketika ia tidak bisa lagi mengatasi kesulitan yang dihadapi, seperti kebanyakan anak lainnya, ia pun akan berseru dengan nada frustasi, “Papa, help!” Inilah saat yang paling saya nantikan, sebagai seorang ayah yang bermain bersamanya sambil mengajarkannya cara menaklukkan tantangan yang dihadapi. Saya begitu menikmati saat dimana saya dilibatkan dalam dunianya. Seluruh energi dan perhatian akan langsung terpusatkan pada dirinya.

Ketika Santo Paulus menyadari bahwa ia masih memiliki kelemahan dalam dirinya dan melihat bahwa ada banyak karunia yang dimilikinya, ia menyadari bahwa ada tangan Tuhan di belakangnya, yang menolong dan menjaganya. Ia justru melihat bahwa kelemahannya juga merupakan karunia Tuhan untuk mengingatkannya agar terus bergantung pada Tuhan dan melibatkan Tuhan dalam setiap pekerjaannya. Karena itu, daripada menjadi frustasi dan menangisi kelemahan kita, mari kita berseru pada Bapa kita, “Papa, help!” (Pt) 


Kapan saat terakhir saya berseru meminta pertolongan Tuhan?

Mampukah saya melihat kuasaNya menolong saya?