Wednesday, September 12, 2012

Renungan 12 September 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Rabu, 12 September 2012 

1Kor 7:25-31
Mzm 45:11-12,14-17
Luk 6:20-26 


SABDA BAHAGIA

Berbahagialah hai kamu yang miskin,
karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. - Luk 6:20
 
Membaca Sabda Bahagia di atas bukit ini seperti membaca paradoks.
Bagaimana orang lapar dan miskin bisa bahagia? Bagaimana orang yang dikucilkan, dihina, dan ditolak bisa bahagia? Atau malah sebaliknya; untuk jadi murid Tuhan, harus miskin, kelaparan, dihina, dibuang, dan menderita? Apakah Yesus melarang hidup berkelimpahan dan hidup nyaman adalah dosa?

Arti bahagia dalam Tuhan berbeda dengan definisi yang dunia katakan.
Tuhan menghendaki kita ’miskin’ di hadapanNya, berarti kita tidak terikat akan apapun di dunia ini, baik harta, kedudukan, dan sebagainya.
Segala sesuatu datang dari Tuhan dan dipercayakan pada kita sebagai pengelolanya.

Miskin atau kaya bukan soal seberapa banyak yang kita punya, tapi soal berapa banyak yang bisa kita bagikan.
Ada orang miskin yang ’miskin’, tapi ada juga orang miskin yang ’kaya’, demikian pula sebaliknya.

’Lapar’ yang dimaksud Yesus adalah lapar dan haus akan kebenaran Tuhan.
Jika diaplikasikan dalam kehidupan nyata seperti lapar akan keadilan, lapar akan toleransi beragama, berbagi dengan sesama, juga lapar akan relasi yang erat dengan Bapa melalui doa pribadi.

Pada akhirnya, segala sesuatu datang dari Tuhan dan kembali kepada Tuhan.
Segala berkat mengalir melalui kita untuk orang lain. Inilah arti bahagia, yakni bila hidup kita berkenan dan memuliakan Tuhan. (Lie) 


Apakah saya sudah hidup sesuai firman Tuhan?

No comments:

Post a Comment