Friday, October 12, 2012

Renungan 12 Oktober 2012


Renungan Harian Katolik
Jumat, 12 Oktober 2012

Gal 3:7-14,
Mzm 111:1-2,3-4,5-6,
Luk 11:15-26

COMMITMENT

Luk 11:26 Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya, dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula.

BroSis ketika kita dibebaskan oleh Tuhan dari belenggu dosa, betapa ringan dan happynya kita!

Teman-teman, setelah kita telah dibebaskan Tuhan, sekarang kita adalah ciptaan baru, yang tidak lagi melakukan kebiasaan lama kita.

Sayangnya lingkungan kita tidak berubah, yang berubah hanya kita yang tiba-tiba bisa lebih mengontrol diri. Disinilah dibutuhkan komitmen.

Ketika sudah menjadi ciptaan baru, kita harus berkomitmen meninggalkan kebiasaan lama, kalau bisa secara drastis, 180 derajat, radikal.

Komitmen ini yang harus kita pertahankan, karena seperti yang ditunjukkan di firman hari ini, ketika kita jatuh lagi, dosa lama akan membawa kawan-kawannya 7 kali lebih banyak.

Perjuangan kita akan lebih berat melawan dosa lama ini. Maka pertahankanlah komitmen dan hidup kudus seperti yang Tuhan kita inginkan.

Perkuatkan komitmenku Tuhan :) (KH)

Thursday, October 11, 2012

Renungan 11 Oktober 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih" 
Kamis, 11 Oktober 2012
 

Gal 3:1-5
MT Luk 1:69-75
Luk 11:5-13 


ARTI BODOH 

Adakah kamu sebodoh itu?
Kamu telah mulai dengan Roh,
maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? - Gal 3:3
 

Ayat di atas sungguh menyentil hati.
Rasul Paulus tidak ingin umatnya di Galatia bermain-main dengan yang sudah mereka pelajari dan alami, tapi masih terus-menerus berbuat hal bodoh.

Apa sebenarnya yang dimaksud Paulus dengan kata ‘bodoh’? Apakah bodoh karena IQ yang rendah? Ataukah bodoh dalam arti terbelakang?

Dengan konkordasi ditemukan apa yang dimaksud Paulus dengan ‘bodoh’.
Dalam Lukas 24:25: lambat hati, tidak percaya; 1Timotius 6:9: nafsu yang bodoh untuk mengeruk harta di dunia; Titus 3:3: menjadi hamba dari berbagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan, dengki, keji, dan saling membenci.
Itulah semua ciri-ciri dari orang ‘bodoh’ yang dimaksud Paulus.

Kita semua telah diangkat menjadi anak Allah melalui Yesus Kristus dan diberi Roh Kudus dalam pembaptisan kita.
Kita harus berpikir dan bertingkah laku layaknya anak Allah yang cerdik.
Peliharalah roh kita agar terus menyala sehingga kita boleh senantiasa hidup di dalam Roh.

Mari kita menguji diri sendiri, jangan sampai kita ‘bodoh’ seperti yang dimaksudkan oleh Paulus.  (Jae)        


Apakah saya membiarkan diri saya dibimbing oleh Roh Kudus?

Tuesday, October 9, 2012

Renungan 09 Oktober 2012


Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Selasa, 09 Oktober 2012


Gal 1:13-24
Mzm 139:1-3,13-15
Luk 10:38-42


LISTEN VS HEAR


Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya..
- Luk 10:39


Kata yang menarik dalam bacaan hari ini adalah ‘mendengarkan’. Dalam versi Inggrisnya dikatakan: “She had a sister called Mary, who sat at the Lord’s feet listening to what He said.”
Kata mendengarkan yang dipakai disini adalah ‘Listen’ bukan ‘Hear’.

Dalam bahasa Indonesia, kedua kata ini artinya mendengarkan. Tetapi ada perbedaan mencolok dari kedua kata tersebut. ‘Hear’ dipakai untuk arti mendengarkan sesuatu yang masuk ke telinga secara tidak sengaja, sedangkan kata ‘Listen’ dipakai untuk arti mendengarkan sesuatu dengan sengaja dan penuh perhatian. Contohnya mendengarkan musik, kata yang sering dipakai adalah listen, bukan hear.
Karena kita betul-betul mendengarkan melodi dan liriknya dengan penuh perhatian dan seksama.

Ketika Yesus berbicara, Maria dan Marta sama-sama dapat mendengar suara Yesus. Tetapi perbedaannya adalah Maria mendengarkan dengan penuh perhatian, sedangkan Marta mendengarkan sambil mengurusi banyak hal. Saya percaya bukan berarti Tuhan melarang Marta mengerjakan beberapa hal sekaligus bersamaan, tetapi yang dikritik Tuhan adalah prioritasnya. Marta memilih mendengarkan Tuhan sebagai prioritas kedua setelah urusannya.

Dalam Misa, saat mendengarkan Firman seringkali kita disibukkan banyak hal.
Kesibukan itu bisa dengan gerakan atau bahkan dengan pikiran. Kita disibukkan dengan urusan-urusan yang belum selesai. Injil mengingatkan kita tentang prioritas. Apakah kita hanya sekedar ‘hear’ atau ‘listen’ pada Firman Tuhan?
(Ch)

Pada saat teduh, saya lebih banyak ‘hear’ atau ‘listen’?

Renungan 08 Oktober 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Senin, 08 Oktober 2012
 

Gal 1:6-12
Mzm 111:1-2,7-10
Luk 10:25-37 


SIAPAKAH SESAMAKU 

Pergilah, dan lakukanlah demikian!
- Mat 10:37b
 
Beberapa bulan lalu kami sekeluarga ke Wonosari (daerah Yogyakarta) untuk menghadiri pernikahan kakak sepupu.
Bersama keluarga besar, kami menginap di sebuah hotel. Pagi hari berikutnya kami bangun pagi karena harus berias.
Namun karena lapar, kami pun memutuskan mencari makan terlebih dulu.

Beberapa jam kemudian, datang orang catering mengantar nasi kotak buat kami.
Jumlah nasi kotak yang dibawa cukup banyak, padahal kami tidak mungkin makan lagi. Awalnya kami sempat bingung, mau diapakan nasi kotak sebanyak itu. Tapi Papa saya punya ide cemerlang. Setelah selesai acara resepsi, kami berencana untuk membagi nasi kotak itu di jalan.

Ternyata di sepanjang jalan Wonosari sedang ada per-baikan jalan dan cukup banyak pekerjanya. Kami pun membagikan nasi kotak kepada mereka.
Kami bisa melihat pan-caran sukacita di wajah mereka dan kami pun senang karena nasi kotak tersebut tidak terbuang begitu saja.

Saat kita memberi dengan sukacita, orang yang menerimanya pun penuh sukacita. Mari kita belajar seperti orang Samaria yang baik hati, yang menaruh belas kasihan kepada sesamanya. (Art) 


Siapakah sesama saya?

Renungan 07 Oktober 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Minggu, 07 Oktober 2012
 

Kej 2:18-24
Mzm 128:1-6
Ibr 2:9-11
Mrk 10:2-16
 

STRATEGI DAHSYAT

Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti
seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya. - Mrk 10:15
 

Perceraian merupakan suatu strategi iblis untuk meraih beberapa hal sekaligus.

Pertama, pernikahan merupakan simbol yang dipakai Tuhan dalam Perjanjian Lama tentang hubungan Tuhan dengan umatNya. Ini juga merupakan simbol Perjanjian Baru, yaitu Gereja adalah mempelai Kristus. Bahkan juga simbol Tritunggal Maha Kudus. Ketika simbol suci ini dihancurkan, kita tidak akan bisa memahami arti mengasihi, mengampuni, kesetiaan, penebusan, komitmen, melindungi, dan banyak hal lainnya.

Kedua, anak-anak harus menanggung banyak akibat negatif dari perceraian, seperti krisis identitas, krisis moral, krisis sosial, dan banyak lagi. Mereka jadi tidak tahu bagaimana mengampuni, setia, dan berkomitmen. Sungguh tepat penulis Injil menempatkan kisah Yesus menerima anak-anak sesudah Ia mengajar tentang perkawin-an. Inilah rahasianya, anak-anak adalah bagian kerajaan Allah dan bagian dari pernikahan, buah dari pernikahan.

Dalam perceraian seringkali anak-anak tidak menjadi faktor pertimbangan dan tidak dimintai pendapat. Padahal mereka akan menjadi pihak yang paling menderita. Sepintas lalu kita tidak akan melihat keanehan dalam diri mereka, apalagi kalau mereka berasal dari keluarga berada. Tetapi dalam dirinya, hanya mereka yang tahu jeritan hati mereka yang merindukan kehadiran figur ayah atau ibu dalam hidup mereka.

Keluarga harus menjadi lingkungan yang pertama dan terutama menyambut seorang anak tanpa syarat.
Mari kita mendoakan ke-utuhan bagi semua keluarga, karena hanya dari keluarga yang sehat akan tercipta gereja dan masyarakat yang sehat. (Pt) 


Bagaimana saya memandang perceraian dan anak-anak yang terpisah dari keluarga mereka?

Saturday, October 6, 2012

Renungan 06 Oktober 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Sabtu, 06 Oktober 2012


Ayb 38:1,12-21; 39:36-38
Mzm 139:1-3,7-10,13-14
Luk 10:13-16 


CERITAKANLAH!

Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku;
dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku.
- Luk 10:13
                                                                  

Seorang agen asuransi mengajarkan trik jitu untuk mendapatkan klien.
Menurutnya, saya harus bercerita mengenai asuransi minimal kepada dua orang dalam sehari. Baik kepada orang yang saya kenal atau yang tidak sama sekali. Ia sendiri melakukan apa yang dikatakannya. Pernah satu kali ia berkeliling di salah satu pusat perbelanjaan untuk menceritakan tentang asuransi kepada orang-orang yang lalu lalang di sana. Jika orang itu menolak, jangan putus asa.
Coba lagi dengan yang lain.
Semakin sering kita bercerita, semakin banyak peluang untuk bisa mendapatkan klien. Kita pun akan semakin terbiasa dan tidak sungkan lagi.

Seandainya saja setiap dari kita melakukan hal ini dalam pewartaan firman Tuhan, pasti akan lebih banyak orang yang mendengar tentang Tuhan dan kasihNya. Sayang, ke-nyataannya hal ini jarang kita lakukan atau bahkan sama sekali tidak pernah kita lakukan.

Hari ini kita ditegur sekaligus diingatkan bahwa kita harus bercerita mengenai firman Tuhan.  Entah kita akan didengarkan atau ditolak, bagian kita adalah mewartakan firmanNya.  (Dn)  

Bagaimana cara saya menceritakan firman Tuhan?

Thursday, October 4, 2012

Renungan 04 Oktober 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Kamis, 04 Oktober 2012
 

Ayb 19:21-27
Mzm 27:7-9,13-14
Luk 10:1-12 


TUGAS KITA 

Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu.. - Luk 10:3
 

Misi penginjilan adalah suatu tugas yang diberikan kepada semua murid Yesus tanpa terkecuali. Injil Lukas hari ini sangat jelas menekankan bahwa penugasan ini ditujukan bagi para murid.
Selain mengutus 12 rasul, Yesus juga mengutus 70 murid ke berbagai daerah untuk suatu tugas penginjilan.

Ada sebuah artikel yang mengartikan bahwa Yesus mengutus 70 murid ini dengan maksud agar misi ini tidak hanya dalam lingkup orang Isarel, tapi kepada semua bangsa, bahasa, dan budaya.
Dan inilah yang Yesus maksudkan juga bagi kita muridNya di jaman sekarang.

Ada tiga pesan Yesus yang sangat jelas bagi para murid dalam misi ini.
Pertama, janganlah membawa pundi, bekal atau kasut. Pesan ini menandakan bahwa Yesus ingin agar para murid mengandalkan Tuhan dalam hal kebutuhan pribadi mereka dan janganlah ada kekuatiran di sana.

Kedua, katakanlah lebih dulu “Damai sejahtera bagi rumah ini”. Yesus ingin misi yang dilakukan adalah misi damai.
Tidak ada pemaksaan kehendak yang membawa kepada pertikaian.
Dan harapannya, para murid menjadi pembawa damai yang memberi kedamaian dan ketenangan bagi setiap hati.

Ketiga, sembuhkanlah orang sakit dan katakan “Kerajaan Allah sudah dekat”.
Yesus ingin agar kita membantu/menolong kebutuhan orang lain dengan segala talenta yang kita miliki sambil mengajarkan bahwa Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mengasihi manusia. (Al) 


Apakah saya menyadari tugas ini?

Apakah saya sudah melakukannya dengan benar?

Wednesday, October 3, 2012

Renungan 03 Oktober 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Rabu, 03 Oktober 2012
 

Ayb 9:1-12,14-16
Mzm 88:10-15
Luk 9:57-62
 

MITOS VS IMAN 

Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah. - Luk 9:62
 

Perkataan Yesus dalam perikop hari ini sangat keras. Namun jawaban Yesus itu ditujukan kepada orang yang mau mengikutiNya, tetapi orang itu baru mau melakukannya setelah ayahnya meninggal. Orang itu lebih setia pada adat-istiadat warisan nenek moyang daripada memilih ikut Yesus.

Kata ’menoleh ke belakang’ mempunyai arti yang sama dengan ingin mempertahankan warisan nilai-nilai dan pengalaman masa lalu. Bajak biasanya dipegang dengan satu tangan saja dan tangan yang lain digunakan sebagai pengendali lembu yang menarik bajak itu.  Karena itu pembajak harus kuat dan setia memperhatikan agar alur bajakan tetap lurus. Jika menoleh ke belakang, maka alurnya akan menjadi tidak karuan.

Demikian halnya dengan pengikut Kristus. Kita harus berani memotong hal-hal yang menjadi penghalang, sekalipun itu merupakan warisan masa lalu.
Kita harus siap menyambut tuntutan Tuhan tanpa merepotkan diri dengan kewajiban-kewajiban yang menjadi penghalang. (Dikutip dari buku ”Kata-kata Pedas” oleh Rm. Surip Stanislaus, OFM Cap, LBI) 

Banyak tradisi dan adat-istiadat orang tua ataupun mitos yang masih sering dicampuradukkan dalam kebiasaan kita meskipun sudah menjadi pengikut Kristus. Semuanya kembali kepada kita.
Apakah kita mengikuti Kristus, Allah yang hidup, atau percaya dengan mitos dan tradisi itu? (Lie) 


Apa yang saya lakukan jika berhadapan dengan mitos/tradisi yang dipercaya?

Renungan 03 Oktober 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Rabu, 03 Oktober 2012
 

Ayb 9:1-12,14-16
Mzm 88:10-15
Luk 9:57-62
 

MITOS VS IMAN 

Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah. - Luk 9:62
 

Perkataan Yesus dalam perikop hari ini sangat keras. Namun jawaban Yesus itu ditujukan kepada orang yang mau mengikutiNya, tetapi orang itu baru mau melakukannya setelah ayahnya meninggal. Orang itu lebih setia pada adat-istiadat warisan nenek moyang daripada memilih ikut Yesus.

Kata ’menoleh ke belakang’ mempunyai arti yang sama dengan ingin mempertahankan warisan nilai-nilai dan pengalaman masa lalu. Bajak biasanya dipegang dengan satu tangan saja dan tangan yang lain digunakan sebagai pengendali lembu yang menarik bajak itu.  Karena itu pembajak harus kuat dan setia memperhatikan agar alur bajakan tetap lurus. Jika menoleh ke belakang, maka alurnya akan menjadi tidak karuan.

Demikian halnya dengan pengikut Kristus. Kita harus berani memotong hal-hal yang menjadi penghalang, sekalipun itu merupakan warisan masa lalu.
Kita harus siap menyambut tuntutan Tuhan tanpa merepotkan diri dengan kewajiban-kewajiban yang menjadi penghalang. (Dikutip dari buku ”Kata-kata Pedas” oleh Rm. Surip Stanislaus, OFM Cap, LBI) 

Banyak tradisi dan adat-istiadat orang tua ataupun mitos yang masih sering dicampuradukkan dalam kebiasaan kita meskipun sudah menjadi pengikut Kristus. Semuanya kembali kepada kita.
Apakah kita mengikuti Kristus, Allah yang hidup, atau percaya dengan mitos dan tradisi itu? (Lie) 


Apa yang saya lakukan jika berhadapan dengan mitos/tradisi yang dipercaya?

Renungan 03 Oktober 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Rabu, 03 Oktober 2012
 

Ayb 9:1-12,14-16
Mzm 88:10-15
Luk 9:57-62
 

MITOS VS IMAN 

Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah. - Luk 9:62
 

Perkataan Yesus dalam perikop hari ini sangat keras. Namun jawaban Yesus itu ditujukan kepada orang yang mau mengikutiNya, tetapi orang itu baru mau melakukannya setelah ayahnya meninggal. Orang itu lebih setia pada adat-istiadat warisan nenek moyang daripada memilih ikut Yesus.

Kata ’menoleh ke belakang’ mempunyai arti yang sama dengan ingin mempertahankan warisan nilai-nilai dan pengalaman masa lalu. Bajak biasanya dipegang dengan satu tangan saja dan tangan yang lain digunakan sebagai pengendali lembu yang menarik bajak itu.  Karena itu pembajak harus kuat dan setia memperhatikan agar alur bajakan tetap lurus. Jika menoleh ke belakang, maka alurnya akan menjadi tidak karuan.

Demikian halnya dengan pengikut Kristus. Kita harus berani memotong hal-hal yang menjadi penghalang, sekalipun itu merupakan warisan masa lalu.
Kita harus siap menyambut tuntutan Tuhan tanpa merepotkan diri dengan kewajiban-kewajiban yang menjadi penghalang. (Dikutip dari buku ”Kata-kata Pedas” oleh Rm. Surip Stanislaus, OFM Cap, LBI) 

Banyak tradisi dan adat-istiadat orang tua ataupun mitos yang masih sering dicampuradukkan dalam kebiasaan kita meskipun sudah menjadi pengikut Kristus. Semuanya kembali kepada kita.
Apakah kita mengikuti Kristus, Allah yang hidup, atau percaya dengan mitos dan tradisi itu? (Lie) 


Apa yang saya lakukan jika berhadapan dengan mitos/tradisi yang dipercaya?

Renungan 03 Oktober 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Rabu, 03 Oktober 2012
 

Ayb 9:1-12,14-16
Mzm 88:10-15
Luk 9:57-62
 

MITOS VS IMAN 

Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah. - Luk 9:62
 

Perkataan Yesus dalam perikop hari ini sangat keras. Namun jawaban Yesus itu ditujukan kepada orang yang mau mengikutiNya, tetapi orang itu baru mau melakukannya setelah ayahnya meninggal. Orang itu lebih setia pada adat-istiadat warisan nenek moyang daripada memilih ikut Yesus.

Kata ’menoleh ke belakang’ mempunyai arti yang sama dengan ingin mempertahankan warisan nilai-nilai dan pengalaman masa lalu. Bajak biasanya dipegang dengan satu tangan saja dan tangan yang lain digunakan sebagai pengendali lembu yang menarik bajak itu.  Karena itu pembajak harus kuat dan setia memperhatikan agar alur bajakan tetap lurus. Jika menoleh ke belakang, maka alurnya akan menjadi tidak karuan.

Demikian halnya dengan pengikut Kristus. Kita harus berani memotong hal-hal yang menjadi penghalang, sekalipun itu merupakan warisan masa lalu.
Kita harus siap menyambut tuntutan Tuhan tanpa merepotkan diri dengan kewajiban-kewajiban yang menjadi penghalang. (Dikutip dari buku ”Kata-kata Pedas” oleh Rm. Surip Stanislaus, OFM Cap, LBI) 

Banyak tradisi dan adat-istiadat orang tua ataupun mitos yang masih sering dicampuradukkan dalam kebiasaan kita meskipun sudah menjadi pengikut Kristus. Semuanya kembali kepada kita.
Apakah kita mengikuti Kristus, Allah yang hidup, atau percaya dengan mitos dan tradisi itu? (Lie) 


Apa yang saya lakukan jika berhadapan dengan mitos/tradisi yang dipercaya?

Tuesday, October 2, 2012

Renungan 02 Oktober 2012

Renungan Harian Katolik
Selasa, 2 Oktober 2012

Kel 23:20-23a,
Mzm 91:1-2,3-4,5-6,10-11,
Mat 18:1-5,10

GUARDIAN ANGEL

Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga. Mat 18:10

BroSis, ternyata selama kita hidup ini kita punya sosok pelindung yang sangat keren yaitu malaikat pelindung.

Setiap orang punya malaikat pelindungnya masing-masing yang standby 24 jam mengalahkan segala pos satpam dan ronda di dunia ini. :)

Kalau anda seorang gamer, coba gunakan imajinasi anda: ketika mulai bangun pagi energy anda di-recharge, lalu malaikat sudah siap melakukan skill protect. Nah di jalan anda ke sekolah/kampus/kantor banyak panah-panah yang mau menyerang anda, tetapi malaikat anda membawa pedang dan menebas semua panah dan hancur terbelah dua.

Betapa dashyatnya karya Tuhan, telah memberikan kita malaikat pelindung untuk melayani kita dan melindungi kita :).

Ingin tahukah anda lebih banyak tentang malaikat pelindung? Datanglah ke PWR JOY 6 Oktober 2012.

Maka bersyukurlah pada Tuhan atas segala sesuatu yang baik yang telah diadakan Tuhan :). Berterimakasih untuk malaikat yang dikirim Tuhan.

Mari kita bersyukur. (KH)

Renungan 01 Oktober 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Senin, 01 Oktober 2012
 

Yes 66:10-14b atau 1Kor 12:31-13:13
Mzm 131:1-3
Mat 18:1-5 


KASIH 

..tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
- 1 Kor 13:2


Apa yang membedakan koruptor dengan yayasan sosial? Keduanya mengambil dana dari masyarakat, tetapi koruptor menggunakannya untuk menggemukkan dirinya sendiri, sedangkan yayasan sosial menggunakannya untuk membuat kehidupan seseorang menjadi lebih baik.

Apa yang membedakan teroris dengan pewarta? Kedua-dua-nya bertindak atas nama agama, tetapi teroris menggunakan kekerasan, sedangkan pewarta menggunakan firman Tuhan untuk memperkenalkan Tuhan kepada orang yang belum me-ngenalNya.

Pada dasarnya, bila dirangkum dengan lebih sederhana, orang yang mendatangkan kebaikan bagi orang di sekitarnya adalah orang yang lebih banyak memiliki kasih.
Seseorang dapat menjadi sarjana kimia yang sangat pintar, namun bila dia menggunakan ilmunya untuk menciptakan bom yang membunuh banyak orang, maka ilmunya itu sama sekali tidak berguna. Lain halnya jika dia menggunakan ilmunya untuk menciptakan sumber energi yang ramah lingkungan, maka ilmunya itu akan terus berguna bagi semua orang, bahkan mungkin sampai dia tiada sekalipun.

Ketika kita melakukan sesuatu, sesederhana apapun, bila dilandasi dengan kasih yang besar, pasti akan memiliki manfaat yang jauh lebih besar daripada bila kita melakukannya untuk kepentingan diri kita sendiri.
Teman, kasihilah seseorang hari ini.
Dan jadikanlah hidupmu berarti dengan membantu orang-orang yang membutuhkan. (Hd) 


Siapakah yang paling membutuhkan kasihku hari ini?