Monday, July 16, 2012

Renungan 16 July 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Senin, 16 Juli 2012 

Yes 1:11-17
Mzm 50:8-9,16-17,21,23
Mat 10:34-11:1 


SALIB 

Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
- Mat 10:38

Suatu hari seorang teman curhat tentang kelemahan kekurangan pasangannya. Ia mengungkapkan bahwa mungkin ini adalah salib yang harus ia pikul. Di lain kesempatan, seorang pastor cerita tentang pergumulannya menjadi penengah dalam keributan rumah tangga, “Dulu waktu masih pacaran nempel seperti perangko, sekarang giliran ada masalah dibilang ‘salib’.”

Perlu kita ketahui, hukuman salib pada jaman Yesus merupakan hukuman yang paling keji selain dirajam. Hukuman salib hanya dikenakan pada penjahat kelas berat. Salib adalah tanda kehinaan. Lalu, apakah benar kalau penderitaan yang kita alami adalah salib yang Yesus maksudkan ketika Ia mengatakan bahwa kita harus memikul salib?

Menurut saya, salib yang Yesus maksudkan lebih kepada penghinaan dan penolakan. Kalau kita melihat ayat sebelumnya, isinya tentang penolakan anggota keluarga karena mengikut Yesus.
Coba bayangkan, kita bekerja di sebuah instansi yang penuh dengan tin-dakan korupsi dan hanya kita yang menyuarakan untuk memberantas korupsi. Bagaimana rasanya Anda menghadapi situasi itu?

Mengikuti dan melaksanakan perintah Tuhan mungkin akan berdampak banyak bagi hidup kita. Mulai dari sikap sinis hingga sikap mengucilkan dan memandang rendah. Tapi itulah salib yang harus kita pikul. Salib yang menjadi tanda kehinaan kita karena harus tetap setia ketika orang lain tidak setia. Salib tanda kerendahan hati karena kejujuran kita sementara yang lain bisa hidup makmur karena korupsi.

Tetapi ingatlah, perhentian kita yang terakhir ada di Surga bersama Tuhan.
Jadi tetaplah setia di dalam menjalani panggilan iman kita. (An) 


Apakah yang menjadi ‘salib’ saya?

No comments:

Post a Comment