Thursday, September 27, 2012

Renungan 27 September 2012

Renungan Harian Katolik "Bahasa Kasih"
Kamis, 27 September 2012
 

Pkh 1:2-11
Mzm 90:3-6,12-14,17
Luk 9:7-9 
 

SERAKAH 

Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia;
mata tidak kenyang melihat, telinga tidak puas mendengar. - Pkh 1:8
 

Alkisah, di sebuah negeri yang jauh, hiduplah seorang petani yang miskin.
Suatu hari dalam perjalanannya ke ladang, dia menemukan sebuah baki ajaib. Bila baki itu diisi dengan air, air itu akan berubah menjadi emas.
Dengan kegirangan, petani itu pulang dan mengisi baki itu penuh dengan air yang segera berubah menjadi emas.
Dia terus-menerus melakukan itu seharian hingga rumahnya penuh dengan emas. Walaupun sudah banyak emas yang dia miliki, dia tetap tidak puas dan kembali mengisi baki itu dengan air.
“Sedikit lagi saja,” pikirnya. Namun “sedikit” itu tidak pernah berakhir hingga akhirnya rumahnya tertimbun oleh emas dan dia pun mati terhimpit.

Memang manusia tidak pernah puas.
Kadang kita tidak tahu kapan kita harus mengatakan “Cukup!” pada diri sendiri.
Yang perlu disadari, keserakahan tidak selalu datang dalam bentuk godaan harta saja. Bisa juga dalam bentuk kekuasaan, ketenaran, kecantik-an, dan lain sebagainya. Banyak orang yang mengejar posisi hingga menelantarkan keluarga dan kesehatannya sendiri.
Banyak orang yang rela melakukan apa saja untuk bisa terkenal, sekalipun itu mengorbankan harga diri dan jati dirinya.
Tidak sedikit orang yang ketagihan operasi plastik untuk mengejar kecantikan yang digembar-gemborkan media hingga akhirnya malah merusak tubuhnya sendiri.

Teman, keserakahan tidak pernah membuahkan hasil yang indah.
Satu-satunya cara untuk mengalahkan keserakahan hati yang bersyukur.
Karenanya, syukurilah apa yang telah kita miliki. Kejarlah cita-cita dengan segenap hati, tapi jangan pernah korbankan sesuatu yang sangat berharga demi menggapai cita-cita itu. Ingatkan diri kita untuk berkata: “Cukup!” (Hd) 


Mampukah saya berkata “Cukup!” dalam mengejar mimpi dan ambisi saya?

No comments:

Post a Comment